Ketika nulis ini, yang ada di imajinasi saya cuma, “blog gue banyak yang baca loh”.
Walaupun katakanlah ‘just imagine’ tapi dengan khayalan itulah saya jadi punya
penyemangat tersendiri buat ngeposting tulisan ini dengan sebuah kepercayaan
diri. Saya nggak bilang kalau saya adalah penulis yang baik, tapi saya sedang
berusaha. Dari hal itu, saya jadi berpikir bahwa dasar dari semua pekerjaan
yang kita lakukan adalah pede. Tapi
nggak melulu pede selalu baik buat
kita, over pede juga bisa bikin
masalah besar dan bisa-bisa bikin malu diri sendiri. Niatnya ngilangin rasa
malu, tapi malah jadi malu-maluin. Pernah, pada suatu saat saya sedang dalam
suasana hati yang nggak netral dan saya nulis sebuah tulisan yang sedikit
banyak menggambarkan suasana hati saya pada saat itu dan langsung saya posting
dengan rasa percaya diri yang luar biasa. Keesokan harinya saya kepikiran
postingan saya dan saya menyesalinya. Akhirnya saya hapuslah tulisan saya itu.
Nah, saat itu juga saya merenung, banyak sekali hal-hal yang saya lakukan
dengan sangat pede bahkan dalam suasana
hati yang tidak baik, mulai dari posting tulisan di media sosial maupun blog
pribadi sampai yang paling umum adalah melakukan hal-hal yang setelah saya
sadar saya pikir itu adalah aneh dan sedikit menjengkelkan dalam kehidupan
nyata. Seperti ngomong kasar atau yang bisa nyakitin hati orang lain. Walaupun seandainya
kita emang orangnya ‘do first, think later’ tapi tetap saja bikin orang lain
benci sama kita. Saya sadar mungkin orang yang nggak suka sama saya lebih
banyak daripada yang suka sama saya, bukan saya aja sih, tapi rata-rata semua
manusia seperti itu. Intinya jangan lakukan hal apapun ketika dalam suasana
hati yang nggak enak. Lebih baik diam dan be alone. Memang, ngasih tau orang
lain itu gampang. Kadang kita sendiri nggak nglakuin hal yang sama buat diri
kita sendiri. Kalau saya lagi nyoba ngasih tau hal-hal sok bijak ke temen saya,
saya pasti bilang kalau saya cuma bisa ngomong dan mungkin jika saya di posisi
dia saya belum tentu bisa nglakuin nasehat saya sendiri, saya bilang seperti
itu karena dia adalah teman saya. Nggak mungkin juga kan saya nyaranin hal-hal
yang nggak membangun dia, teman macam apa saya ini. Jadi sebenarnya di dunia
ini butuh pencitraan hal-hal yang fake
juga kalau pengen bertahan hidup. Saya nggak menyalahkan buat mereka yang biasa
faking gitu, asal fake nya jangan yang seperti serigala
berbulu domba aja. Saya jamin yang kayak gitu pasti akan berujung petaka kalau
ketauan busuknya. Ketika ada yang bilang, “gue
nggak butuh tu gituan, nggak ada temen juga gue bisa hidup” saya saranin
sekarang jangan lagi deh. Dulu saya
juga pernah berpikir seperti itu, dulu tapi. Sekarang nggak lagi. Saya butuh
temen buat bisa diajak wisata kuliner bareng, saya butuh temen buat ngajarin
saya pelajaran yang nggak saya kuasai, saya butuh temen buat bisa bikin saya
ketawa, saya butuh temen yang bisa ngecie-cie in saya ketika saya naksir orang
lain, saya butuh orang yang akan bangga sama saya ketika saya berhasil, dan
masih banyak lagi. Diri kita tau kok, temen kita itu yang mana dan seperti apa.
Jangan biarkan diri kita terjebak dalam ketidakpercayaan pada diri sendiri.
Because, sometimes people with worst past, create the best future.
Judul postingan saya kali ini adalah status WhatsApp yang saya posted semalam. Well, kebanyakan dari kalian pasti sudah bisa menebak – nebak, kenapa saya pasang status seperti itu? Yap, karena hari itu bukan merupakan salah satu hari terbaik buat saya. Banyak kejadian yang membuat saya kehilangan minat dalam segala hal, dan saya yakin bahwa hampir semua orang pernah mengalaminya. Diantara rentetan kejadian tersebut beberapa diantara kita mencoba untuk meredam emosi, serta cenderung ‘memaksa’ untuk berpikir positif. Hal tersebut sangatlah wajar, karena sebagai manusia kita tidak memiliki hak untuk menjadikan setiap hari berjalan sesuai keinginan kita. Kehidupan kita nggak melulu bangun tidur disambut pagi yang cerah matahari bersinar terang atau kembali tidur dengan ditemani cahaya bintang bertaburan berkelap – kelip seumpama intan berlian (maaf baper, ingat lagu Bintang Kejora), tapi hidup nggak sesimpel itu. Kadang kita juga perlu tahu bagaimana rasanya turun hujan pagi – ...
Komentar
Posting Komentar